POLDA MALUKU – Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Drs. H.M. Rum Ohoirat, memberikan pembekalan dan pencerahan kepada mahasiswa baru di Universitas Darussalam (Unidar) Ambon.
Materi pembekalan yang dibawakan di kampus Unidar Ambon, kawasan Wara Air Kuning, Kota Ambon, Kamis (25/8/2022), yaitu terkait kehidupan berbangsa, bernegara dan kesadaran bela negara.
Rum meminta para mahasiswa baru tahun akademik 2022-2023 agar dapat menjadi yang terbaik dalam menimba ilmu di bangku perkuliahan. Menjadi mahasiswa yang baik agar dapat membuat orang tua merasa bangga.
“Saya tau harapan orang tua untuk adik-adik datang berkuliah di sini untuk menjadi sukses. Olehnya itu hargailah semua perjuangan orang tua kalian,” pintanya.
Menjadi seorang mahasiswa yang cerdas dan pintar, kata Rum, bukan dilihat dari seberapa besar kampusnya. Mahasiswa tidak melihat kampusnya kecil atau besar, tetapi bagaimana kemauannya untuk menjadi orang yang sukses.
“Kampus yang kecil bukan berarti tidak berkualitas. Buktinya, banyak pejabat kita yang lahir dari kampus yang kecil atau biasa-biasa saja. Banyak orang sukses terlahir dari kampus-kampus kecil. Jadi kampus besar atau kecil bukan menjadi ukuran bagi seorang mahasiswa,” kata Rum mengingatkan.
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa dan negara. Seorang mahasiswa adalah kaum intelektual. Sehingga belajarlah yang rajin untuk menggapai cita-cita untuk membanggakan orang tua.
“Saya harap adik-adik semua tetap semangat belajar untuk menggapai cita citanya,” pinta juru bicara Polda Maluku ini.
Sebagai generasi penerus bangsa, Rum meminta mahasiswa untuk dapat menanamkan ideologi kebangsaan yang kuat dalam diri. Sebab, bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaan melalui sebuah perjuangan yang gigih.
“Jadi bangsa ini merdeka tidak gampang, melainkan melalui pengorbanan dan perjuangan para pahlawan kita, dengan darah dan air mata, walau saat itu perjuangannnya masih bersifat kedaerahan, namun kita patut menghargai itu dengan menjaga kebinekaan dan ideologi kebangsaan kita dengan kuat,” katanya.
Kebinekaan dan ideologi bangsa Indonesia, kata Rum, harus terus dijaga. Sebab, jika tidak, maka nasib bangsa ini akan sama seperti sejumlah negara yang terpecah akibat adanya perbedaan.
“Kita lihat beberapa negara di luar yang awalnya satu, kini terpecah menjadi dua hingga tiga negara baru. Penyebabnya karena ada perselisihan dan peperangan antar suku dan etnis di dalam negara,” kata dia.
Rum mengajak para mahasiswa untuk saling mengingatkan, saling menjaga antar sesama anak bangsa Indonesia yang beragam agama dan suku budaya.
“Kita di Indonesia dengan beragam agama dan suku budaya agar mari kita saling rangkul dan tingkatkan rasa nasionalisme kita untuk membangun bangsa ini. Karena Pancasila adalah lambang dan ideologi sekaligus dasar negara kita yang menjadi sumber dan pedoman hidup seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Pancasila, lanjut Rum, merupakan lambang dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila dibuat dengan penuh perjuangan dan ujian yang cukup banyak. Dimana banyak mendapat rongrongan seperti pemberontakan PKI di Madiun, RMS di Maluku, GAM di Aceh, dan OPM di Papua.
“Olehnya itu dengan kesadaran yang kita miliki saat ini mari kita jaga kedaulatan bangsa yang kita cintai ini dan persaudaraan,” pintanya.
Mantan Kapolres Kepulauan Aru ini, juga mengingatkan terkait adanya faham intoleransi dan radikalisme. Para mahasiswa diminta untuk dapat menjauhi paham tersebut karena tidak sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar.
“Mari kita hilangkan pemikiran tentang mayoritas dan minoritas karena ini adalah awal pemicu terjadinya perpecahan di antara kita. Olehnya itu walaupun kita menjadi pimpinan tapi kita harus adil karena pertanggungjawaban amal perbuatan kita nanti dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT,” ucapnya.
Ia mengaku, saat ini di kalangan mahasiswa, pelajar, pegawai pemerintahan dan masyarakat umum masih banyak yang memiliki pemahan radikal dan intoleran.
“Sebagian merupakan simpatisan dan ada juga sebagian yang siap untuk ikut berperang atau siap aksi di lapangan,” ungkapnya.
Di sisi lain, mantan Kapolres Tual ini juga mengingatkan seluruh mahasiswa Unidar Ambon agar cerdas dalam bermedia sosial. Mahasiswa juga diminta untuk cerdas dalam menerima informasi yang berseliweran di media sosial.
“Adik-adik sekalian, berita hoax itu sangat berbahaya, yang mana dengan penyebaran berita yang tidak benar, orang bisa saling bertikai dan salah satunya keresahan yang terjadi di Maluku pada beberapa waktu yang lalu. Di mana saat itu awalnya banyak dihembuskan berita tidak benar yang mengadu domba masyarakat Maluku hingga terjadi pertikaian di antara orang basudara. Olehnya itu para mahasiswa harus cerdas dalam mengelola informasi yang didapat sebelum disebarkan,” harapnya.
Di akhir pembekalan, mantan Wakil Direktur Reskrimum Polda Maluku ini meminta para mahasiswa untuk menghilangkan semua pemikiran negatif antar sesama.
“Mari kita tingkatkan semangat budaya pela gandong kita di Maluku agar persaudaraan kita semakin erat dan Maluku aman, damai sejahtera,” pungkasnya.
Discussion about this post