POLDA MALUKU – Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol M. Rum Ohoirat, mengatakan, Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kuat. Kekuatan itu ada karena bangsa ini tetap menghargai perbedaan antar sesama.
Hal itu disampaikan Ohoirat saat memberikan pembekalan tentang wawasan kebangsaan dan bela negara kepada mahasiswa Akademi Maritim Maluku (AMM) di kampus yang berada di kawasan Kudamati, kota Ambon, Senin (19/9/2022).
“Kita lihat beberapa negara besar di dunia yang dulunya merupakan negara kuat kini terpecah menjadi beberapa negara kecil atau negara bagian,” ungkap Ohoirat.
Juru bicara Polda Maluku ini mengungkapkan, terpecahnya beberapa negara besar itu karena adanya pertikaian internal.
“Mereka pecah karena ada pertikaian yang dilatar belakangi oleh perbedaan suku, ras, bahasa dan agama. Sehingga yang dulunya mereka adalah satu negara besar dan kuat kini hanya tinggal cerita saja, kini terpisah membangun negara sendiri-sendiri,” jelasnya.
Bangsa Indonesia, lanjut Ohoirat, merupakan negara yang besar, kuat, dan kaya akan budaya, suku, ras dan bahasa. Kekuatan itu sampai saat ini tidak tergoyahkan karena adanya Pancasila.
“Perbedaan yang kita milik ini jangan dijadikan sebagai masalah karena bangsa yang kuat adalah bangsa yang menghargai perbedaan. Kita bangsa Indonesia punya Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,” jelasnya.
Pancasila dengan semboyang Bhineka Tunggal Ika atau artinya berbeda-beda tetap satu, merupakan perekat bangsa Indonesia yang majemuk.
“Perlu adik-adik pahami bahwa Pancasila kita ini dilahirkan melalui proses panjang dan perjuangan yang luar biasa oleh para leluhur kita dahulu. Bahkan yang muslim juga ada yang berpuasa dulu dan sebagainnya sebelum mereka merumuskan butir-butir Pancasila yang menjadi pedoman serta sumber hidup dan dasar hukum bagi bangsa kita hingga saat ini,” ungkapnya.
Menurut Ohoirat, lawan Pancasila saat ini adalah sikap intoleran dan radikalisme. Paham tersebut mengaku diri merekalah yang paling benar, dan tidak mau menerima perbedaan.
“Sikap intoleran dan radikalisme ini adalah faham yang menganggap kelompok merekalah yang paling benar dan orang lain di luar kelompok mereka adalah sesat, dan salah. Sehingga sikap dan paham tersebut harus kita hindari karena sudah pasti akan bertentangan dengan butir-butir Pancasila yang kita miliki,” tegasnya.
Di sisi lain, mantan Kapolres Kepulauan Aru dan Tual itu, juga meminta para mahasiswa AMM agar bijak dalam bermedia sosial (Medsos).
“Adik-adik semua juga harus cerdas dalam bermedsos karena banyak informasi yang beredar adalah tidak benar atau hoax,” pintanya.
Penyebaran berita hoax, lanjut Ohoirat, juga dapat menimbulkan masalah yang besar. Sebagaimana peristiwa konflik sosial yang pernah melanda Maluku pada beberapa waktu lalu.
“Konflik yang melanda Maluku beberapa waktu lalu terjadi karena sebelumnya sudah beredar berita hoax yang mengadu domba masyarakat. Sehingga ketika terjadi gesekan kecil atau persoalan pribadi secara spontan, malah bisa merembet dan menjadi persoalan besar yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang besar,” sebutnya.
Mahasiswa AMM diharapkan agar jangan sampai terpapar paham intoleransi, radikalisme dan cepat percaya dengan informasi sesat yang sifatnya hoax.
“Mahasiswa merupakan orang yang cerdas dan berintelektual. Sehingga diharapkan tidak mudah tergerus paham radikal dan intoleran, dan tidak mudah percaya atau membagikan informasi-informasi hoax,” pintanya.
Mantan Wadirkrimum Polda Maluku ini meminta mahasiswa agar dapat melaporkan kepada aparat kepolisian terdekat bila menerima informasi yang dianggap berbahaya, serta dapat mengancam persatuan dan kesatuan.
“Segera dilaporkan kepada aparat keamanan atau pihak yang berwewenang bila mendapatkan informasi yang dianggap berbahaya. Kalian adalah harapan bangsa, sehingga mari kita bangun Maluku yang kita cintai ini sehingga Indonesia tetap aman, damai dan sejahtera,” harapnya.
Di akhir kegiatan, Kabid Humas Polda Maluku juga menerima plakat dan piagam penghargaan dari Direktur AMM Ambon, Charles Y. Pesornay S.
Discussion about this post