Roho – Malteng Desa Roho adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.
Desa Roho sendiri mempunyai 3 wilayah yakni Jalur Lintas Seram, Roho Gunung dan Roho Pantai.
Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, kebanyakan dari masyarakat Desa Roho memilih mata pencahariannya sebagai seorang petani.
Inovasi Pembuatan Sirup Galoba Tahalolo ini muncul ketika saya Briptu Yulianti Maitara ditugaskan sebagai Bhabinkamtibmas Desa Roho pada bulan Januari tahun 2020.
Buah Galoba adalah salah satu buah khas Maluku, Tanaman ini diyakini hanya hidup di hutan Maluku, Buah berukuran kecil itu bentuknya seperti jantung pisang, Isinya berwarna hitam.
Sirup Galoba Tahalolo ini sudah menjadi icon/khas Desa Roho sejak tahun 2019, tetapi pada saat itu terkendala dengan dukungan anggaran.
Sejak Negara Indonesia mengalami musibah wabah Virus Corona (Covid-19), muncul inovasi saya untuk meningkatan perekonomian masyarakat Desa Roho, Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah.
Kemudian saya bersama-sama dengan masyarakat Desa Roho saling membantu dalam pencarian bahan baku buah Galoba.
Buah Galoba ini tumbuh di tengah hutan Seram, tepatnya di Desa Roho. Untuk proses pembuatan Sirup Galoba Tahalolo membutuhkan waktu yang sedikit lama.
Dimulai dari pencarian buah Galoba di hutan Desa Roho dengan berjalan kaki hingga puluhan kilo, Setelah Galoba di ambil dan lepaskan buah dari tangkainya, kemudian buah Galoba di cuci.
Proses pencucian buah Galoba sekitar 5 (lima) sampai 6 (enam) kali pencucian hingga buah tersebut benar-benar bersih.
Proses selanjutnya adalah pemotongan buah Galoba dan pisahkan antara kulit dan isi dari buah Galoba. Kemudian proses memasak Sirup Galoba itu sendiri membutuhkan waktu sekitar 6 (enam) jam hingga sirup benar2 mengental, setelah itu masuk dalam proses pengemasan yang menggunakan alat seadanya, dan tahap terakhir adalah pelebelan dan pemasaran melalui media sosial facebook dan rekan kerja.
Dan pada Tahun 2019 mantan Kapolda Maluku Drs. ROYKE LUMOWA, M.M pernah memesan Sirup Galoba Tahalolo sebanyak 30 (tiga puluh) botol untuk dibawa ke Jakarta.
Kepada media ini Briptu Yulianti Maitara memaparkan kasiat sirup Galoba yakni” Penelitian tentang khasiat buah Galoba sebagai obat Human Immunodeficiency Virus (HIV) peyebab penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang kini dilakukan pihak Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Lanjutnya” ternyata lebih dulu telah dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Halmahera.
Sejak tahun 2017 silam, STIKES Halmahera yang kampusnya berada di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara (Malut) itu, telah mengumumkan hasil penelitian tentang khasit buah Galoba atau Galobe (sebutan warga lokal) sebagai penawar HIV/AIDS.
Institusi ini berhasil menemukan anti virus HIV/AIDS dari tanaman herbal Galoba yang oleh masyarakat Halmahera, disebut sebagai buah tulis (buah Goloba), serta setelah dijadikan sirup, dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh, menambah stamina hingga ketahanan pria dan wanita.
Inovasi Bhabinkamtibmas ini juga didukung oleh Raja Desa Roho Bapak JEFRI MAOKY dan ibu NEGSI BERASA sebagai orang pertama pencetus dan pembuatan Sirup Galoba Tahalolo dan didukung oleh ibu-ibu PKK Desa Roho.
Menurut Briptu. Yulianti Maitara yang menjadi kendala ialah” Kekurangan dari pembuatan Sirup Galoba Tahalolo khas Desa Roho ini masih belum menggunakan lebel halal dan ijin dari BPOM karena keterbatasan biaya untuk dilakukan penelitian di Laboratorium.
Dan seharusnya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (musrenbang) tahun 2020 Pabrik Rumahan Galoba Tahalolo sudah di anggarkan dalam tahun 2020 namun karena adanya wabah Virus Corona (Covid-19) anggaran tersebut dialihkan untuk penanganan Virus Corona (Covid-19).
Sementara menurutnya untuk Manfaatnya bagi masyarakat ialah”
Dengan adanya inovasi Bhabinkamtibmas Desa Roho dalam pembuatan Sirup Galoba Tahalolo ini, masyarakat dapat membudidayakan tanaman tersebut dan dapat membantu perekonomian masyarakat itu sendiri.
Dan juga dapat membantu menurunkan angka kemiskinan karena hasilnya akan dijual ke perusahaan apabila sudah mulai beroperasi.
Masyarakat Desa Roho turut bahagia dan bangga dengan adanya icon/khas dari Desa Roho. Tutup Briptu Yulianti Maitara.
Discussion about this post