POLDA MALUKU – Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Maluku, Kombes Pol Drs. Muhamad Rum Ohoirat, memberikan arahan mewakili Kapolda Maluku pada Musyawarah Besar (Mubes) atau Mosonipi Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Pelauw (IPPMAP) Tahun 2022.
Mosonipi IPPMAP yang mengusung tema “Memperkuat struktur kepemimpinan IPPMAP melalui kaderisasi dan sinergitas” ini dilaksanakan di Gedung Balai Diklat Pertanian, Kota Ambon, Selasa (29/3/2022).
Rum dalam arahannya menyampaikan, Maluku terkenal karena hasil sumber daya alam perkebunan yang jauh sebelum Indonesia terbentuk.
Hasil bumi rempah-rempah yang dimiliki Maluku itu, menyebabkan bangsa eropa berlomba-lomba datang untuk menguasai dan menjajah Maluku bahkan Indonesia.
“Banyak tokoh-tokoh Maluku yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia, sebut saja Abdul Muthalib Sangadji asal Rohomoni yang ikut dalam kongres pemuda tahun 1928 yang melahirkan sumpah Pemuda, Mr. Latuharhary yang menjadi anggota PPKI, Johanes Laimena yang juga berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia, dan menjadi orang dekat Presiden Sukarno,” jelasnya.
Tidak hanya itu, salah satu putra Maluku yakni Dr. Siwabesy juga adalah orang yang membentuk dan menjabat sebagai kepala Badan Tenaga Atom Nasional(BATAN) pertama. Ia bahkan dikenal sebagai bapak Nuklir Indonesia.
Selain itu, Mantan Kapolres Kepulauan Aru dan Kota Tual ini mengaku, di masa dulu, Maluku juga sangat terkenal karena kedamaian. Ekonomi Maluku juga maju melebihi Provinsi-provinsi tetangga seperti Nusa Tenggara Timur dan Sulawessi Tenggara.
“Banyak warga provinsi tetangga yang eksodus ke Maluku untuk mencari kehidupan, sebut saja Buton, Bugis, Makasar, Flores, Timor dan lainnya,” kata dia.
Dari sisi olahraga, tambah Rum, putra putri Maluku sejak dulu sangat menonjol. Mereka tidak hanya mengharumkan nama daerah, tapi juga membanggakan Indonesia hingga ke mancanegara.
Namun, kerusuhan sosial 1999 silam telah menyebabkan ekonomi Maluku menjadi ambruk. Banyak investor meninggalkan Maluku. Maluku yang sebelumnya terkenal dengan budaya pela gandong tercabik-cabik. Bahkan, Maluku mendapat stigma negatif sebagai daerah rusuh dan tidak aman.
“Kejayaan Maluku berakhir setelah kerusuhan sosial yang melanda sejak Januari 1999. Banyak korban jiwa, material, ekonomi, psichologi yang membuat Maluku tertinggal jauh dari provinsi-provinsi tetangga. Bahkan jauh tertinggal dari anak kandung Provinsi Maluku yaitu Maluku Utara.
Bahkan, dari pemberitaan media, ribuan warga Maluku saat ini berada di Maluku Utara untuk mencari pekerjaan,” sebutnya.
Kerusuhan Maluku, tambah mantan penyidik Bareskrim Polri ini, pecah karena masyarakat sudah termakan informasih hoax, hingga menimbulkan amarah atau emosional yang sulit dikendalikan.
“Namun stigma negatif terhadap Maluku mulai perlahan-lahan membaik seiring berjalannya waktu. Tapi kita kembali dikejutkan dengan peristiwa yang terjadi di pulau Haruku beberapa waktu lalu,” sesalnya.
Konflik yang terjadi di Pulau Haruku sangat disayangkan. Sesama anak negeri saling serang hingga kembali menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Maluku kembali menangis, perhatian berbagai pihak kembali tertuju ke bumi Para Raja-raja ini.
“Maluku bangkit dan damai hanya berada ditangan orang Maluku. Sebanyak apapun aparat keamanan yang dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban, namun apabila tidak ada kesadaran dari katong (kita) orang Maluku sendiri untuk hidup rukun dan damai dan menjaga kedamaian di Maluku, maka Maluku tetap menjadi daerah yang tertinggal,” jelasnya.
Bahkan, lanjut Rum, jika Maluku tidak segera berbenah, maka stigma sebagai daerah yang tidak aman tak akan hilang. Investor tidak akan berani masuk ke Maluku untuk berinvestasi.
“Tanggung jawab keamanan dan ketertiban memang berada ditangan Polri dan TNI, namun peran serta masyarakat, sangat memegang peranan yang sangat pokok dan penting,” tegasnya.
Olehnya itu, sebagai organisasi paguyuban, IPPMAP diakui telah banyak melahirkan tokoh-tokoh penting di Maluku, bahkan secara nasional. Sebut saja mantan Gubernur Maluku Akib Latuconsina, dan Saleh Latuconsina.
“Ada mantan Wagub Maluku, Memet Latuconsina, mantan ketua DPRD Maluku Ruswan Latuconsina dan lainnya, bahkan saat ini banyak kader-kader IPPMAP yang menduduki jabatan penting di Maluku, seperti Danlantamal IX Ambon Brigjen (Mar) Said Latuconsina, Wakil Ketua DPRD Maluku yang juga menjabat Raja Pelauw bapak Efendi Latuconsina, banyak kepala dinas provinsi Maluku saat ini merupakan kader IPPMAP, bahkan Bupati Malteng saat ini juga merupakan Kader IPPMAP,” ungkapnya.
Juru bicara Polda Maluku ini merasa yakin dan percaya bahwa kader-kader IPPMAP yang saat ini sedang bermusyawarah, ke depan akan memegang peranan penting dalam pemerintahan Maluku.
IPPMAP sangat diharapkan menjadi garda terdepan dalam membangun Maluku bersama organisasi-organisasi kepemudaan lainnya di daerah ini. IPPMAP bisa melahirkan provokator-provokator perdamaian di salah satu provinsi tertua di Indonesia ini.
“Mari katong semua membangun Maluku, menciptakan keamanan dan kedamaian di Maluku ini. Maluku maju dan sejahtera sangat ditentukan oleh generasi muda Maluku, salah satunya IPPMAP,” pungkasnya.
Discussion about this post