POLDA MALUKU – Iksan Tualeka, salah satu tokoh pemuda di Ambon bersama dua rekannya yaitu Hayum Lestaluhu dan Chelsy, datang menemui Kapolda Maluku Irjen Pol Drs Refdi Andri, M.Si, di ruang kerjanya, Mapolda Maluku, Kota Ambon, Senin (22/2/2021).
Dalam pertemuan silaturahmi tersebut, Kapolda tidak sendiri. Ia didampingi Direktur Binmas Kombes Pol Drs Andy Ervhyn S.I.K, Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Kombes Pol Leo Surya Nugraha Simatupang, dan Perwakilan Direktur Intelkam Polda Maluku AKP Remon Latuhamalo.
Kedatangan Iksan bersama dua temannya ini bertujuan untuk membicarakan terkait kasus pembunuhan terhadap mahasiswa Unpatti di atas Jembatan Merah Putih (JMP) Ambon, Kamis (11/2/2021) lalu.
“Kasus pembunuhan yang diakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap saudara kita, adik kita Husen Suat akan kita tuntaskan sampai selesai,” kata Kapolda Maluku.
Menurut Kapolda, permasalahan ekonomi, sosial dan budaya dapat mempengaruhi dinamika kehidupan di tengah masyarakat. Tiga poin di atas juga dapat mempengaruhi berbagai hal.
“Kami punya tugas yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas),” tegas Orang nomor 1 Polda Maluku ini.
Kapolda mengaku, selain bertugas memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat, pihaknya juga dapat melakukan analisa terhadap potensi kerawanan lainnya.
“Kita bisa menganalisi kerawanan-kerawanan dalam menjaga Kamtibmas di Provinsi Maluku. Kita bisa memberikan pemahaman-pemahaman dan masukan-masukan kepada masyarakat dalam menciptakan Kamtibmas,” ujarnya.
Mantan Kakorlantas Polri ini mengaku, pihaknya juga dapat melihat tingkat pengangguran di tengah masyarakat, serta mampu berdiskusi dengan Pemerintah, Tokoh Agama, Masyarakat maupun dengan unsur Kepemudaan.
“Ambon adalah kekayaan yang sangat luar biasa. Tapi bagaimana kita bisa mendesain masyarakat kita sendiri,” jelasnya.
Jenderal bintang dua Polri ini mengaku, salah satu pemicu terjadinya kerawanan di Maluku yaitu akibat minuman keras lokal atau biasa disebut dengan nama Sopi.
“Faktor kerawanan di Maluku salah satunya berawal dari minuman keras yang dinamakan dengan sopi,” katanya.
Pada kesempatan itu, Kapolda Refdi, juga menyinggung mengenai kebersihan lingkungan. Ia melihat banyak sampah berserakan di pesisir-pesisir pantai. Ini juga dapat berdampak bagi kehidupan masyarakat.
“Sampah merupakan salah satu yang dapat berdampak bagi masyarakat. Seperti yang bermukim di dekat pantai karena banyak sekali sampah yang bertaburan di laut yang asalnya dari darat di bawa saat musim hujan yang deras,” katanya.
Refdi berharap dapat bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah sampah yaitu dengan menggelar bhakti sosial.
“Saya berharap kita bisa bekerjasama mengatasinya dengan cara melaksanakan Jumat bersih,” harapnya.
Sementara itu, Ikhsan Tualeka, mengaku kebanyakan masyarakat Maluku yang mengkonsumsi minuman keras (Miras) pasti akan berujung pada kekerasan.
“Penggunaan miras sudah banyak beredar di masyarakat,” jelasnya.
Ia juga berharap kepada Polda Maluku agar meningkatkan Patroli Kamtibmas di daerah-daerah yang dianggap rawan oleh masyarakat.
“Terkait dengan sampah kita telah melaksanakan tim dan minggu kemarin pun kita telah mendiskusikan dengan Pangdam XVI Patimura agar mengadakan Jumat Bersih,” sebutnya.
Di sisi lain, Ikhsan mengaku kedatangan pihaknya bermaksud ingin menyampaikan, dalam waktu dekat akan melaksanakan pertandingan Sepakbola.
“Kita telah melaporkan ke Kemenpora dan Menpora sudah sepakat akan melaksanakan pertandingan sepakbola. Kita akan membuatkan izin dari pihak Kepolisian,” katanya.
Terkait dengan sepakbola, Kapolda menambahkan, pihaknya selalu mendukung, karena berkeinginan untuk menghidupkan Seni Olahraga, Seni Budaya dan lainnya. Tapi ia berharap agar dalam setiap pelaksanannya dapat memperhatikan protokol kesehatan.
Discussion about this post