POLDA MALUKU – Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Maluku, Kombes Pol Drs. M. Rum Ohoirat, mewakili Polda Maluku memberikan ceramah tentang wawasan kebangsaan dan bela negara.
Materi tersebut disampaikan kepada para mahasiswa dan seniman budaya Maluku yang digelat di aula lantai 2 gedung Rektorat Universitas Pattimura (Unpatti), Kota Ambon, Jumat (16/12/2022).
Selain Kabid Humas Polda Maluku, pemateri lainnya yaitu Dekan Fakultas Hukum, Dekan Fakultas FKIP dan Dekan Fakultas FISIP Unpatti Ambon.
Ohoirat meminta para mahasiswa agar memiliki jiwa bela negara yang tinggi di dalam diri. Dengan adanya jiwa bela negara yang kuat, maka rasa memiliki terhadap nusa dan bangsa akan melekat. Sehingga tidak terpengaruh dengan doktrin-doktrin sesat yang ingin memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Adik-adik semua kita tau dahulu ada beberapa negara besar di luar sana yang dulunya maju pesat. Salah satunya adalah Negara Yugoslavia dan India. Negara ini mirip dengan negara kita Indonesia. Namun saat ini mereka telah terpecah belah menjadi beberapa negara,” katanya.
Di Yugoslavia dan India sana, lanjut Ohoirat, terdapat semua agama dan suku. Namun saat ini mereka terpecah dan menjadi beberapa negara kecil. Di India dulunya terdapat dua agama besar yaitu Hindu dan Islam. Saat ini terpecah sehingga yang hindu tetap menjadi India, dan muslim menjadi negara Pakistan.
“Lalu kemudian Pakistan itu terpecah lagi dan melahirkan negara Bangladesh akibat adanya konflik sosial antara suku dan agama yang ada di sana,” jelasnya.
Ohoirat berharap bangsa Indonesia dapat mengambil pelajaran berharga dari negara India yang terpecah belah menjadi beberapa negara kecil.
“Kita sebagai warga negara Indonesia perlu melihat hal tersebut menjadi pelajaran bagi kita karena negara kita ini merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau yang banyak. Ada ragam suku bahasa dan agama sehingga hal ini jika tidak diantisipasi maka pasti kita akan terpecah sebagai mana bangsa India,” pintanya.
Ohoirat menyampaikan terdapat 4 pilar kebangsaan yang harus tertanam dengan kuat di dalam jiwa sanubari. 4 pilar kebangsaan ini harus dapat dijabarkan di dalam kehidupan berkebangsaan. Yaitu Pancasila yang merupakan dasar atau pondasi terbentuknya bangsa Indonesia. Kemudian UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika yang adalah landasan dalam mempersatukan perbedaan.
Mantan Kapolres Kepulauan Aru dan Tual itu mengaku, saat ini yang menjadi acaman terhadap NKRI adalah juga sikap intoleransi dari sekelompok orang. Mereka itu menganggap kelompoknya yang paling benar.
“Jadi sikap intoleran ini perlu diantisipasi karena jika dibiarkan maka ini akan melahirkan faham radikal. Dan faham radikal ini akan berlanjut pada tindakan terorisme yang dampaknya sangat fatal,” ungkap Ohoirat.
Juru bicara Polda Maluku ini, juga mengingatkan para mahasiswa agar selalu berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial (medsos).
Medsos, kata Ohoirat, juga memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar. Melalui medsos siapa saja bisa mengupload atau memposting yang dia inginkan, baik itu tentang konten, informasi, termasuk berita hoax dan SARA yang dapat mengganggu kamtibmas.
“Kita di Maluku ini memiliki sejarah konflik sosial yang sangat memilukan, dan ini penyebab kerusuhan bisa membesar akibat adanya berita hoax yang disebar oleh oknum tidak bertanggung jawab di tengah masyarakat. Sehingga kerusuhan itu meledak dengan besar dan cepat. Padahal pemicunya hanya masalah kecil antara sopir angkot di kawasan Desa Batu Merah,” ungkap mantan penyidik Bareskrim Polri.
Berita hoax yang memicu kerusuhan Maluku telah berdampak besar dan memakan korban jiwa maupun harta benda yang sangat banyak.
“Olehnya itu berita hoax itu sangat berbahaya sehingga jika ada informasi yang diterima dan dianggap dapat memicu gangguan kamtibmas maka jangan disebar ke orang lain lagi, karena dengan kita tidak bijaksana dalam bermedsos maka kita sudah ikut menyebar kegaduhan di tengah masyarakat,” jelasnya.
Ohoirat mengingatkan para mahasiswa bahwa bela negara bukan saja kewajiban dari aparat TNI dan Polri. Bela negara juga merupakan kewajiban seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Bela Negara ini bukan saja dilakukan dengan mengangkat senjata namun bisa dengan kegiatan positif lainnya dalam membangun bangsa ini,” ujarnya.
Perwira menengah dengan tiga melati di pundaknya itu mengajak mahasiswa dan semua pihak agar terus memperkuat budaya pela gandong.
“Kita sebagai orang basudara di Maluku ini kita perkuat hubungan tali silaturahmi kita untuk membangun Maluku yang kita cintai ini. Saya mengajak semua mulai dari tempat ini kampus yang kita cintai ini jagan lagi ada kelompok atau komunitas tertentu dengan kubunya masing-masing. Sehingga mari kita bangun kesadaran kita dalam bertoleransi dan perkuat tali silaturahmi di antara sesama mahasiswa. Ini dilakukan untuk terciptanya keharmonisan antar sesama mahasiswa di dalam lembaga pendidikan, sehingga tercapai nilai-nilai kebinekaan,” pintanya.
Usai memberikan materi, Ohoirat, mendapatkan penghargaan dari kampus Unpatti Ambon. Penghargaan diserahkan oleh Dekan Fakultas FISIP Unpatti Ambon.
Discussion about this post