BURSEL – Dalam Kunjungan kerjanya di Kabupaten Buru Selatan, Kepala Kepolisian Daerah Maluku Irjen Pol Drs Baharudin Djafar menggelar duduk Bacarita Kamtibmas, Sabtu Malam, (25/7/2020).
Giat ini dihadiri Pejabat Utama Polda Maluku diantaranya Karo Ops dan Dir Intelkam Polda Maluku. Selain itu hadir pula Bupati Buru Selatan Dr. Tagop S. Solissa, Kapolres Pulau Buru AKBP Riki Purnama Kertapaty, Ketua DPRD Buru Selatan Muhajir Bahta, Sekda Buru Selatan Iskandar Wall, Ketua KPU Buru Selatan Syarif Mahulaw, Ketua Klasis Buru Selatan Pdt R, Pastor Santo Antonius Namrole, Ketua KNPI Bursel Sdr Hakim Souwakil.
Mengawali duduk Bacarita Kamtibmas, Kapolda Maluku Irjen Pol Drs Baharudin Djafar, menyampaikan, Bahwa dengan duduk Bersama Berbicara Adalah Salah satu langkah Memecahkan Persoalan Atau Solusi yang terjadi di tengah masyarakat kita.
“Bahwa Pendekatan Keimanan Dapat terwujut Dengan Religius apabila kita ada dalam hidup saling bergadengan tangan antara satu dengan yang lain,” kata Kapolda.
Ditempat yang sama, Bupati Buru Selatan Dr. Tagop S. Solissa, sendiri menyampaikan Bahwa dulunya Buru selatan Hanya Mempunyai 5 Kecamatan Namun Sampai Saat Ini Buru Selatan telah menambah 1 Kecamatan Fena Fafan.
“Setelah Melakukan Pemetaan Dari Enam Kecamatan di Kabupaten bursel hal ini diblihat dari Jumlah Desa 52 menjadi 81 Desa Saat Ini,” kata bupati
Lanjut Kata, Bupati, Rata- rata penduduk Buru Selatan bercampur Baur dari berbagai Macam Suku mulai dari Pribumi, Buton Bugis dan jawa.
“Kabupaten Buru Selatan memiliki 2 (dua) Buah Rumah Sakit namun masih mengalami pengurangan tenaga medis hal ini dilihat dari ASN Dokter berjumlah 4 (empat) orang sementara tenaga ahli masih dikontrak dari Luar Daerah,” kata bupati
Narasumber lainya, yakni Ketua Klasis Buru Selatan R, Pastor Santo Antonius Namrole, sendiri mengatakan, saat ini Bahwa Akses Jalan yang Membatasi Sehingga Hasil Bumi dari Desa Desa tidak Dapat di Bawa untuk di Pasar.
“Sampai saat Ini kebersamaan antara Pihak Gereja maupun Pihak TNI- Polri masih tetapat dibangun dengan baik sehingga terciptanya suasana Kamtibmas yang Kondusif,”ujarnya.
Hal yang sama disampaikan, Pastor Santo Antonius Namrole, yang menjelaskan Bahwa Katolik masuk di Bursel pada Tahun 1969 dan Hal Tersebut di terima Oleh tuan Tanah Marga Titawael.
“Adapun langkah Pendekatan yang dilakukan Namun Sampai saat ini Pembangunan Mesjid Tersebut masjid Masih berlangsung yang ditakutkan Ketika nantinya Hal-hal Yang Tidak dinginkan saat Kedua Agama Tersebut Melaksabakan Peridahan secara Bersamaan,” ucapnya.
Discussion about this post