POLRES SBB – Untuk mencegah masuknya faham radikalisme di tengah masyarakat, terutama bagi personil Polri khususnya Polres Seram Bagian Barat (SBB), membuat institusi tersebut menggelar pembinaan penanggulangan pencegahan radikalisme dan intoleran kepada personil Polres SBB.
Kapolres SBB, AKBP Dennie Andreas Dharmawan, SIK, mengatakan, kegiatan tersebut memiliki tujuan untuk mengajak semua personil dan keluarga dalam mencegah adanya penyebaran faham tersebut.
“Kegiatan pembinaan penanggulangan pencegahan radikalisme dan intoleran kepada personil Polres SBB yang dilaksanakan oleh Biro SDM Polda Maluku di Kabupaten SBB, yang bertujuan untuk mengajak kita semua dalam mencegah adanya atau masuknya paham-paham radikal dan intoleran dilingkup personil Polri, khususnya Polres SBB,”kata Kapolres, saat membuka kegiatan tersebut, Senin (20/3/2023).
Menurutnya, kegiatan tersebut sebagai wujud dalam menangkal semua upaya masuknya aliran dan faham radikalisme.
“Saya (Kapolres-red), berharap dengan adanya kegiatan ini kami semua bisa menangkal paham radikal yang bertentangan dengan nilai – nilai hukum dan budaya kita sebagai warga negara Indonesia,”imbuh Kapolres.
Perwira dengan dua melati dipundaknya ini mengatakan, ada wujud nyata di lapangan bahwa kita juga peduli terhadap mantan nara pidana terorisme di wilayah Kabupaten SBB, dalam rangka peningkatan toleransi umat beragama.
Selain itu, lanjut orang nomor satu di Polres SBB ini, kolaborasi umat beragama di wilayah SBB juga menjadi pondasi kuat kita dalam meningkatkan toleransi didalam perbedaan, serta saling bersama bahu membahu dalam kebhinekaan.
“Saya mengharapkan kepada semua Personil yang hadir dalam kegiatan tetap meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,”tandasnya.
Sementara itu, Kabagwatpers Biro SDM Polda Maluku, AKBP Akhmad Qadar Ginting, SH menyampaikan, secara umum telah diketahui radikalisme dan intoleran merupakan paham ekstrim yang dapat mengganggu kestabilan serta pertahanan ideologi Pancasila.
“Hal ini yang Perlu kita pahami sehingga tidak menutup kemungkinan personil kami juga terpapar paham radikalisme,”kata Ginting.
Perwira menengah dengan pangkat dua melati ini menegaskan, melalui kegiatan ini diharapakan personil Polda Maluku, khusunya Polres SBB mendapat pencerahan sehingga terhindar dari paham-paham radikal dan intoleran. Juga personil dapat menjaga Pancasila sebagai landasan Bangsa Indonesia.
” Saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Kapolres SBB, PJU Polres SBB dan personil Polres SBB atas partisipasinya dalam mensukseskan kegiatan pembinaan penanggulangan pencegahan radikalisme dan intoleran kepada personil Polres SBB,”tandasnya.
Dalam kegiatan itu, menghadirkan sejumlah nara sumber diantaranya,
Kepada Kesbangpol Kabupaten SBB Frangky Taihuttu, membawakan materi tentang pengertian radikalisme. Konsep dasar yang memicu terciptanya paham radikalisme di Indonesia. Kemudian sasaran potensial dari penyebaran paham radikalisme. Faktor-faktor penyebab munculnya gerakan radikalisme
Selanjutnya kebijakan strategis pemerintah dalam mengantisipasi gerakan radikalisme, serta upaya yang telah dilakukan Pemerintah dalam penanganan gerakan radikalisme.
Kepala seksi Binmas Islam Kemenag Kabupaten SBB, Drs. Mas’ud Assel, membawakan materi tentang, eksistensi ulama dalam mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa. Peran ulama dalam pencegahan radikalisme dan intoleran, dan peran ulama dalam masyarakat majemuk.
Pastor Paroki Piru, Goris Matly, berbicara tentang indahnya Kebhinekaan, meninjau refleksi pastoral gereja Katolik terhadap agama lain. Gereja memaknai pluraritas Keagamaan, dan dialog kehidupan.
Sementara Ketua Klasis Seram Barat Pdt. Reny Haliwela, membawakan materi peran pemuda dan Organisasi Gereja Protestan Maluku dalam menjaga kedaulatan NKRI. GPM sebagai organisasi keagamaan. Hubungan GPM dengan Negara, Visi dan Misi GPM. Program dan kegiatan sebagai wujud kontribusi GPM. Sinergitas Gereja dan Polri.
Selain itu, mantan narapidana teroris Abdul Muthalib Patty, berbicara tentang penanganan radikalisme, konsep Kebhinekaan, hingga pengalaman hidup menjadi radikal dan menjadi eks atau mantan radikal kembali ke NKRI.
Discussion about this post