Humas Polres MBD – Sebagai upaya mewujudkan rasa kebangsaan dan kecintaan terhadap Tanah Air, Polsek Babar Timur sebagai kesatuan terdepan Polres MBD di kewilayahan melaksanakan kegiatan pengamanan dalam rangka ziarah memperingati peristiwa pembantaian masyarakat Desa Emplawas oleh pendudukan jepang.
Peringatan momentum dimaksud diselenggarakan setiap tahunnya oleh masyarakat Desa Emplawas untuk mengenang kembali peristiwa berdarah dan kekejaman yang dilakukan oleh tentara Jepang di kali Tiwi dalam masa perang dunia kedua pada tahun 1945, kegiatan ziarah dipusatkan di tugu monumen di Desa Emplawas Kecamatan Babar Timur pada Sabtu siang (05/10/2024).
Hadir dalam kegiatan tersebut adalah Camat Babar Timur diwakili Sekcam W. Samangun, Kapolsek Babar Timur Ipda Corneles Mose bersama anggota, Babinsa Babar Timur Sertu Z. Romseri, Kadis Bapenda ibu Johana V. Johansz, S.E, Camat Babar Barat D. Laipeny, M.Si, Kepala Puskesmas Ahanari Ibu Imanuel Unawekla bersama staf, Ketua Majelis Jemaat GPM Emplawas,warga Desa Emplawas, Keluarga Besar Desa Tela dan Keluarga Besar Desa Letsiara.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu padamu negeri, pembacaan sejarah singkat oleh kaur umum, menyanyikan lagu awan gelap oleh pemuda Desa Emplawas, mengheningkan cipta oleh Kepala Desa diiringi lagu lima oktober serta dilanjutkan dengan pembacaan puisi, sambutan Camat Babar Timur, Peletakkan karangan bunga, penaburan bunga di kali tiwi dan ditutup dengan doa oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Emplawas.
Kapolres Maluku Barat Daya AKBP Pulung Wietono, S.I.K melalui Kasubsi PIDM Seksi Humas Ipda Wempi R. Paunno mengatakan, kegiatan ziarah peringatan tersebut adalah untuk mengenang tragedi yang memilukan yang menimpa kurang lebih 700 warga Desa Emplawas pada bulan Oktober 1944, masyarakat yang berjuang mati-matian mempertahankan harga diri dan kehormatan melawan pendudukan tentara jepang kala itu.
“ Sesuai informasi dan data yang kami peroleh bahwa pada awalnya Desa Emplawas adalah merupakan tempat penghasil tembakau terbesar di pulau Babar dengan hasil panennya 6 ton (6.000 Kg) pertahunnya. “ ungkap Ipda Paunno.
Lanjut Ipda Paunno, Militer Jepang kala itu diwakili oleh Sin Ho Ha Ra (tuan besar) suatu hari melakukan transaksi jual beli tembakau dengan kepala Desa Emplawas (namannya tidak diketahui) dengan harga Rp. 2.000,- perkilo. Kepala Desa kembali ke Desa Emplawas dan menghimpun warga serta mengajak mereka untuk mengumpulkan tembakau dan menjualnya kepada Sin Ho Ha Ra.
“ ketiga orang utusan Sin Ho Ha Ra datang ke Desa Emplawas untuk membeli Tembakau dengan harga Rp. 1.000 perkilo sehingga terjadi pertentangan diantara mereka, para utusan jepang itu masing-masing Itariak, Muhamad dan Abdulah kembali dan melaporkan kepada Sin Ho Ha Ra, kemudian ia dan ketiga utusannya menuju ke Desa Emplawas, sesampainya mereka di Desa Emplawas Sin Ho Ha Ra menampar Kepala Desa dan hal ini menjadi pemicu akhirnya Sin Ho Ha Ra dan ketiga pengikutnya dibunuh oleh warga Desa. “ tuturnya.
Sambung Kasubsi PIDM, dengan adanya kejadian itu menimbulkan amarah tentara Jepang sehingga mereka mendatangi Desa Emplawas yang berujung pada terjadinya peristiwa pembantaian terhadap masyarakat Desa Emplawas di kali tiwi.
“ Melaui ziarah peringatan tragedi itu, kiranya Polsek Babar Timur secara berkesinambungan terus melakukan pelayanan, pendekatan persuasif sekaligus bersilaturahmi dan memberikan spirit / dorongan kepada warga Desa untuk membenahi diri, meningkatkan aktifitas warga dalam mengerjakan hal-hal yang positif serta bermanfaat bagi diri sendiri maupun keluarga dan berguna untuk masa depan generasi mendatang. “ tutup Kasubsi PIDM.
Discussion about this post