POLDA MALUKU – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, menyambangi Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat III Bhayangkara Polda Maluku di Tantui, Kota Ambon, Rabu (1/12/2021).
Kedatangan Hasto ke Rumkit Bhayangkara diterima oleh Kabid Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Kombes Pol dr. Subur dan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Maluku Kompol dr. Chandra Tanoeisan.
Kedatangan Hasto ke Rumkit Bhayangkara tidak sendiri. Ia didampingi Deputi Pelatihan dan Pengembangan, BKKBN RI, Maratua Damanik dan Kepala Perwakilan BKKBN Maluku, Sarles Brabar.
Kunjungan kerja yang dilakukan Kepala BKKBN Pusat ke Rumkit Bhayangkara ini untuk meninjau pelaksanaan operasi Tubektomi.
Operasi Tubektomi hari ini dilakukan kepada 2 orang. Rumkit Bhayangkara sendiri hingga kini telah melakukan tindakan Tubektomi kepada sebanyak 8 orang.
“Kerja sama Rumah Sakit Bhayangkara dengan BKKBN Provinsi maupun Kota Ambon saat ini berjalan baik,” kata Kabid Dokkes Polda Maluku Kombes Pol dr. Subur.
Kerja sama yang dilakukan dengan BKKBN, kata Subur, bertujuan untuk salah satunya menurunkan angka stunting di Maluku.
“Jadi kerja sama ini tujuan salah satunya adalah menurunkan angka stunting di Provinsi Maluku,” sebutnya.
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, mengaku, kedatangan pihaknya di Rumkit Bhayangkara juga sekaligus memberikan bantuan alat kontrasepsi.
“Kami bantu alat kontrasepsi, kita sediakan secara gratis semua yang dibutuhkan di rumah sakit Polri kita siapkan. Bahkan ke depan kalau dibutuhkan alat yang canggih juga kita usulkan untuk diperbantukan” kata Hasto.
Ia mengatakan, BKKBN ingin menjalin kerja sama dengan Rumkit Bhayangkara sebagai percontohan untuk program Keluarga Berencana Rumah Sakit (KBRS). Selain itu, juga untuk membantu menurunkan angka stunting, juga agar Rumkit Bhayangkara dapat membuka pelayanan operasi Vasektomi untuk pria dan Tubektomi untuk wanita.
“Karena ini yang unggulan untuk pelayanan KBRS karena untuk mempercepat penurunan stunting,” jelasnya.
Dikatakan, penanganan stunting penting karena berhubungan dengan masalah melahirkan.
“Kalau jarak melahirkan kurang dari 3 tahun, peluang stuntingnya besar. Diharapkan kalau melahirkan ditawarkan untuk kontrasepsi dan tidak memaksa dan kita tawarkan alat kontrasepsinya, kita sediakan dan gratis,” jelasnya.
Discussion about this post