POLDA MALUKU – Perhelatan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) secara serentak di provinsi Maluku telah berjalan lancar, aman, dan damai, Rabu, 27 November 2024.
Namun, di balik kesuksesannya, ada cerita dari pejuang-pejuang demokrasi yang harus mengeluarkan tenaga ekstra, naik turun gunung selama tiga hari di belantara hutan.
Bahkan, mereka nekat bertarung nyawa menyusuri hutan yang ekstrim, hingga menyeberangi sungai berarus kencang demi mensukseskan pesta demokrasi.
Salah satu kisah pejuang demokrasi datang dari tiga anggota Polres Maluku Tengah yang ditugaskan sebagai personel Pengamanan (PAM) TPS di wilayah pegunungan kabupaten Maluku Tengah.
Tiga anggota Polri itu adalah Aipda Frangky Halatu, PAM TPS di desa Maraina, Aipda Marwan Iskandar Alam, Bhabinkamtibmas Desa Kobisonta, PAM di TPS desa Hatuolo, dan Bripka J. Wattimury, Bhabinkamtibmas desa Aketernate, yang ditugaskan PAM di TPS desa Manusela.
Pada pagi tanggal 24 November 2024, tiga anggota Polisi ini mulai bergerak lebih awal membawa logistik Pemilu di desa penugasan. Mereka bergeser dari Kantor PPK bersama petugas lainnya dan masyarakat.
Jarak yang ditempuh dari kantor PPK menuju desa-desa yang ada di pedalaman hutan di Pulau Seram, kurang lebih 27 Km. 13 Km ditempuh menggunakan kendaraan roda empat, sementara 14 Km sisanya dicapai dengan cara berjalan kaki.
Pada perjalanan hari pertama, personel yang tergabung dalam Satgas Operasi Mantap Praja (OMP) Salawaku 2024 ini, tiba di desa Kaloa.
“Karena sudah sore, kami memilih bermalam saat tiba di desa Kaloa,” kata Aipda Frangky, Jumat, 29 November 2024.
Setelah bermalam, perjalanan hari kedua dilanjutkan menuju desa Hatuolo. Ketiga anggota Kepolisian yang juga ikut membantu memikul logistik pemilu ini mulai bergerak sejak pukul 06.00 WIT.
Untuk sampai di Desa Hatuolo, rombongan kembali menyusuri hutan, naik turun gunung yang begitu ekstrim. Sejumlah sungai yang berarus deras pun harus dapat ditaklukan, agar tiba tepat waktu.
“Ada beberapa sungai yang banjir karena hujan. Namun kita tetap berusaha agar bisa sampai ke tempat TPS. Kami sampai di desa Hatuolo sekitar pukul 15.00 Wit,” tambahnya.
Karena sudah sore dan jarak pandang mulai terbatas, Aipda Frangky dan Bripka Wattimury memilih bermalam di desa Hatuolo yang merupakan desa tempat Aipda Marwan bertugas PAM TPS.
Perjalanan hari ketiga kembali dilanjutkan pukul 06.00 WIT. Rombongan PAM TPS melanjutkan perjalanan menuju desa Maraina dan desa Manusela. Kedua desa ini saling berdekatan.
Setelah menyusuri hutan, dan naik turun gunung melewati sungai selama kurang lebih 11 jam, Aipda Frangky dan Bripka Wattimury akhirnya tiba sekira pukul 17.00 WIT pada Selasa, 26 November 2024.
“Besok (Rabu) setelah pencoblosan dan perhitungan suara, kami langsung kembali dengan melalui rute yang sama dan waktu perjalanan juga sama,” tambahnya.
Saat ini, logistik pemilu berisi suara-suara masyarakat yang menentukan siapa kepala daerah lima tahun ke depan, sudah tiba dengan selamat. KPU juga sedang melakukan perhitungan dan rekapitulasi.
Tahapan rekapitulasi suara saat ini tengah dilakukan KPU. Semuanya dapat dilalui setelah melalui perjuangan keras dari para pejuang demokrasi. Mereka sukses menjalankan tugas tanpa kenal lelah demi memenuhi hak masyarakat dalam demokrasi.
Discussion about this post