POLDA MALUKU – Orang Minang yang tergabung dalam organisasi paguyuban Ikatan Keluarga Minang (IKM) di Ambon menemui Kapolda Maluku, Irjen Pol Drs. Refdi Andri, M.Si.
Kedatangan Pengurus IKM Ambon di ruang kerja Kapolda di Markas Polda Maluku, Kota Ambon, Kamis (3/6/2021), bertujuan untuk silaturahmi.
Sebagaimana diketahui, orang nomor 1 Polda Maluku saat ini juga merupakan orang Minang yang lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Dalam pertemuan silatuhrahmi tersebut, Kapolda didampingi oleh Direktur Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Polda Maluku.
“Terima kasih sudah datang berkunjung di Polda Maluku,” kata Kapolda Refdi mengawali pertemuan itu.
Mantan Kakorlantas Polri ini mengaku, selama bertugas di Maluku, hanya Kabupaten Kepulauan Tanimbar saja yang belum dikunjungi.
Menurutnya, berbagai kejahatan yang terjadi, khususnya di Ambon, Ibukota Provinsi Maluku, tidak seperti di sejumlah kota lainnya di Indonesia, seperti Sumatera maupun Jawa. Di mana, Ambon masih lebih aman dibanding lainnya.
“Kejahatan-kejahatan yang di Ambon juga tidak seperti di kota-kota lain di Sumatra dan di Jawa,” ungkapnya.
Refdi mengaku melihat banyak warung makan masakan Padang di Maluku. Bahkan masakan Padang di daerah ini termasuk yang paling laris.
“Sangat banyak warung makan padang dan sangat laris di Maluku ini,” katanya.
Pada kesempatan itu, Jenderal Bintang 2 Polri ini meminta kepada IKM Ambon agar tidak menyelenggarakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan di tengah mewabahnya pandemi Covid-19.
Ia juga berharap agar dalam setiap menjalankan aktivitasnya senantiasa menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauh dari kerumunan.
“Kami diarahkan sama pimpinan polri terkait dengan Covid -19 bahwa tidak ada lagi open house, kumpul-kumpul dan pertemuan-pertemuan. Semua giat kita laksanakan melaui zoom/video confrence,” ujarnya.
Sementara itu, ketua IKM Ambon, Jusnedy Rasyd, mengaku, jumlah orang Minang di Ambon yang terdaftar sebanyak kurang lebih 400 orang. Sementara yang tidak terdaftar 100 orang.
“Rata-rata pekerjaan anggota IKM 90 persen pedagang, dan 10 persen ASN dan TNI Polri,” jelasnya.
Menurutnya, pasca konflik kemanusiaan di Ambon, terdapat jualan makanan masakan Padang yang menggunakan gerobak di Jalan AY Patty. Nama gerobaknya “Baku Bae”. Di gerobak itu orang Ambon berkonflik sering makan di situ.
Selain itu, Jusnedy mengungkapkan, di Jalan Diponegoro terdapat peninggalan tempat pengajian orang Minang, berukuran 12×10 meter.
Bangunan itu, kata dia, juga dimanfaatkan untuk keluarga Minang yang meninggal dunia. Jadi apabila jenazah yang tidak memiliki keluarga di Ambon dapat disemayamkan di tempat tersebut.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Kapolda dan staf yang sudah menerima kami untuk bersilaturahmi hari ini,” tandasnya.
Discussion about this post