POLDA MALUKU – Kapolres Maluku Barat Daya (MBD), AKBP Dwi Bachtiar Rivai, melaksanakan patroli keamanan hingga perbatasan laut antara negara Indonesia dengan Timor Leste.
Wilayah hukum Polres MBD sendiri merupakan salah satu daerah terdepan Negara Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Timor Leste.
Untuk memastikan keamanan perbatasan, Kapolres MBD didampingi Kabag Ops, Camat Wetar Barat, Brig Satpolair Polda Maluku, Kapospol Wetar Barat bersama rombongan, melakukan patroli.
Kapolres mengakui wilayah hukum Polres MBD berciri kepulauan. Baginya, lautan bukan menjadi pemisah, namun sebaliknya penghubung antara satu wilayah. Di MBD sendiri terdapat 17 kecamatan.
“Patroli kami lakukan pada 16 April 2022. Dalam kegiatan itu, kami sebagai anggota Polri yang siap ditempatkan dimana saja demi ibu pertiwi, harus mampu menciptakan keamanan dan ketertiban,” kata Kapolres MBD, Bachtiar Rivai, Selasa (19/4/2022).
Mengingat MBD merupakan salah satu wilayah kepulauan, Kapolres mengharapkan bantuan Pemerintah Pusat berupa kapal atau armada laut sebagai penunjang operasi.
“Saya sebagai Kapolres MBD mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah pusat untuk memberikan bantuan kapal atau armada laut yang lebih layak dalam mengarungi lautan di kepulauan MBD,” harapnya.
Armada laut, kata dia, sangat bermanfaat sebagai penunjang dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pengamanan objek vital yang ada di beberapa pulau.
“Kami mengharapkan bantuan berupa armada laut dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk mengamankan objek vital yang berada di beberapa pulau,” pintanya.
Untuk diketahui, rombongan Kapolres berangkat dari Pelabuhan Lirang menuju Pulau Atauru, Timor Leste. Jarak dari Lirang ke Atauru sejauh 1 Mil. Tim berangkat menggunakan Speedboat Kalwedo 02.
Di Pulau Atauru, rombongan Kapolres disambut hangat oleh Komandan Pos Polisi Perairan Timor Leste, Abilio Barbosa.
Dalam pertemuan itu, Kapolres MBD dan Komandan Pos Timor Leste membicarakan mengenai batas wilayah dan juga hubungan erat antar Negara Indonesia dan Timor Leste.
Tak hanya membicarakan wilayah perbatasan, tapi jauh dari pada itu adalah terkait hubungan kekeluargaan yang masih melekat dengan bahasa ibu atau bahasa tetun dan budaya.
Discussion about this post