POLDA MALUKU – Kepolisian Daerah Maluku menggelar dialog publik tentang peran wanita di institusi Polri. Dialog digelar di kantor RRI, kota Ambon, Kamis (18/8/2022).
Dalam kegiatan itu, sejumlah narasumber dihadirkan. Yaitu Bhabinkamtibmas berprestasi asal Polres Maluku Tengah, Bripka Norma Ura yang bertugas di Desa Ruta. Narasumber lainnya yaitu Ketua DPRD Kota Ambon, Ny. Ely Toisuta S.Sos, Wadir Binmas Polda Maluku, AKBP Rosita Umasugi S.Ik dan Ketua Yayasan Gasira Maluku Dr. Elizabeth Marantika.
Wakil Direktur Binmas Polda Maluku, Rositah Umasugi, mengatakan, Polisi Wanita (Polwan) tersebar di seluruh jajaran Polda Maluku. Pada 1 September mendatang, Polwan akan memasuki usia ke-74 tahun. Banyak kegiatan yang dilaksanakan untuk menyambut HUT Polwan tersebut.
“Sudah banyak anggota kami Polwan yang tersebar di semua satker (satuan kerja) dan hingga saat ini sudah banyak yang kami lakukan dan yang terakhir adalah kita menyambangi warga masyarakat kita yang korban banjir dan longsor di beberapa lokasi di Kota Ambon,” kata Rositah.
Mantan Kapolres Maluku Tengah ini mengaku, di institusi Polri sangat mendukung kesetaraan gender. Tidak ada lagi perbedaan.
“Saat ini sudah banyak rekan-rekan dan senior Polwan kita yang menjadi Kapolsek, Kapolres hingga menjadi Kapolda. Karena saat ini kita Polwan diberikan kesempatan seluas-luasnya oleh pimpinan Polri dan hal itu dilaksanakan lewat asesmen yang sangat terbuka,” jelasnya.
Rositah mengaku, jumlah Polwan yang bertugas di Polda Maluku sebanyak 347 personel. Beberapa diantaranya bahkan berhasil dalam pengungkapan kasus pidana dan tugas khusus lainnya.
“Kita personel Polwan sangat mudah mendekati masyarakat termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama. Karena kita banyak mendapat dukungan dari masyarakat, apabila ada permasalahan yang jika ditangani polisi laki-laki maka akan sulit namun kami dengan sisi wanita kami pada beberapa kasus dapat kami galang dan kami tangani dan tuntaskan dengan cepat,” ungkapnya.
Menurutnya, kuota penerimaan Polri, khususnya Polwan setiap tahun tidak menentu.
“Karena kita di setiap daerah ini hanya mendapat kuota dari Mabes Polri. Berapa banyak kuota Polwan yang harus kita terima walau sebenarnya animo pendaftar kita di Maluku ini cukup banyak, karena hal ini berkaitan dengan anggaran negara,” jelasnya.
Selaku senior Polwan di Polda Maluku, Rositah menyampaikan terima kasih kepada semua elemen masyarakat di provinsi Maluku.
“Kami memohon doa restu dari semua pihak agar kami Polwan Polda Maluku di usia ke 74 ini dapat maksimal melaksanakan tugas dan pelayanan kami kepada masyarakat Maluku,” harapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Ambon, Ely Toisuta, memberikan apresiasi atas tugas-tugas Polwan di masa kini.
“Di usia Polwan Republik Indonesia yang 74 ini kita harus kembali melihat sejarah bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini tidak terlepas dari peran serta wanita yang gigih dalam menggapai kemerdekan bangsa ini,” katanya.
Ely mengungkapkan, persamaan gender antara pria dan wanita sudah ada sejak lama.
“Kita lihat saat ini jumlah Polwan masih sangat kurang bila dibandingkan dengan jumlah penduduk wanita yang ada di Maluku ini. Kami berharap ke depan ada penambahan jumlah Polwan kita untuk melayani masyarakat,” kata dia.
Selain di institusi Polri, peran wanita di dunia politik juga sama. Di mana, perempuan diberikan ruang dan kesempatan.
“Namun kita harus paham bersama bahwa kurangnya perempuan yang mengambil andil di depan, olehnya itu perlunya wanita tampil untuk kesejajaran dengan kaum pria karena kita bukan saja pelengkap tapi juga bisa menjadi pengambil keputusan dan kebijakan,” katanya.
Terkait dengan sumber daya manusia yang dimiliki Polwan saat ini dalam menghadapi tantangan tugas, Toisuta berharap para calon Polwan yang dibentuk di lembaga pendidikan bisa disiapkan dengan baik.
“Rekrutmen calon Polwan itu bukan biasa-biasa saja karena nanti ketika mereka yang terpilih ini dinyatakan lulus pendidikan pembentukan maka akademiknya juga harus baik. Karena nantinya mereka-mereka ini nantinya akan berbaur dengan masyarakat yang berbeda karakter. Sehingga kadang yang di atas kertas itu beda dengan yang ada di lapangan,” jelasnya.
“Bila kita melihat keberadaan daerah kita Maluku saat ini selaku wakil rakyat saya pikir kita harus bisa mendobrak ke pemerintah pusat karena melalui pengalaman yang kita lihat di lapangan kadang dengan kehadiran Polwan serta pendekatan bisa cepat menetralisir keadaan. Olehnya itu mungkin pemerintah kita bisa membuat terobosan lewat Dewan kita di DPR RI dapat mengusulkan ke Kapolri untuk penambahan kuota Polwan kita di Maluku sehingga dapat mengkafer semua wilayah di Maluku ini,” harapnya.
Politisi partai Golkar itu meminta kepada seluruh Polwan yang ada di Maluku agar tetaplah bekerja dengan hati.
“Bekerjalah sebagaimana seorang perempuan dan selalu berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” pintanya.
Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Gasira Maluku, Lis Marantika, juga mengapresiasi Polwan Polda Maluku.
“Kami sudah cukup lama bersinggungan dengan pihak Kepolisian dan itu sudah sejak tahun 2007 lalu. Dan memang kami memiliki mitra yang cukup banyak di polisi, dalam kerja gasira dan polisi saat penanganan kasus kekerasan terhadap wanita dan anak, komunikasi kami sangat baik dan terbuka karena kami juga menopang kerja polisi di lapangan dan salah satunya membuat rumah singgah untuk mereka korban kekerasan seksual,” katanya.
Gasira Maluku menilai kinerja Polwan di Maluku saat ini sudah cukup baik dan bagus, “namun kami berharap juga jika Polwan juga bisa ditugaskan di pulau-pulau yang ada di Maluku. Ini karena memang kondisi geografis wilayah kita yang berpulau-pulau apalagi saat ini di Maluku ini sudah bertambah 2 kabupaten baru sehingga Maluku total memiliki 11 Kabupaten Kota dengan 11 Polres. Sehingga untuk di pulau-pulau kecil itu pelayanan harus dimaksimalkan dengan penambahan jumlah Polwan kita,” pintanya.
Ia mengaku, tugas Polisi adalah penegakan hukum dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga tidak asal-asalan dalam proses pembentukan personil.
“Kami yakin kemampuan intelek Polwan pasti sudah teruji dan seimbang dalam memahami masyarakat yang salah satunya tidak mudah emosi, kadang itu dalam tugas di suatu tempat kebiasaan adat istiadat di suatu tempat itu berbeda-beda olehnya itu saya pikir Polwan kita sudah cukup baik dan bijaksana,” ucapnya.
Sementara itu, Polwan Bripka Norma Ura, Bhabinkamtibas yang bertugas di Desa Ruta, menyampaikan terima kasih karena bisa diundang dalam dialog publik hari ini.
“Daya sangat mencintai profesi saya karena Polisi adalah profesi yang mulia dalam melayani masyarakat, dan itu adalah cita-cita saya sejak kecil dan saya bersyukur hari ini saya bisa jadi Polisi dan mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan Negara,” ucapnya.
Norma mengungkapkan, di jajaran Polda Maluku hanya terdapat dua orang Polwan yang menjadi Bhabinkamtibmas. Satu diantaranya dirinya yang bertugas di Desa Ruta.
“Saya adalah Bhabinkamtibmas wanita yang ke 2 dari sekian banyak Bhabinkamtibmas laki-laki yang ada di Polda Maluku. Dan dalam keseharian tugas di lapangan, cara saya adalah mendekatkan diri dengan masyarakat terkhusus kepada ibu-ibu yang ada di Desa binaan saya. Karrna saya berfikir kita ibu-ibu ini sama dan saya selalu merangkul mereka dengan program UMKM yang saya rintis bersama mereka. Saya selalu memberikan motivasi kepada mereka bahwa kita bisa lebih maju lagi dengan merubah kebiasaan dan cara berfikir kita,” jelasnya.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang Bhabinkamtibmas di Desa Ruta, Bripka Norma mengaku dirinya juga tidak lupa untuk membagi waktu mengurus keluarga dan rumah tangganya. Ia dituntut harus bisa membagi waktu dengan baik. Sehingga semua tugas dan tanggung jawab yang diemban bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Discussion about this post