POLDA MALUKU – Kepolisian Daerah Maluku menggelar dialog publik bertajuk pemalsuan rapid tes antigen dan genose di tengah usaha pemerintah memutuskan mata rantai Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Dialog yang berlangsung di studio RRI Ambon pada Selasa (15/6/2021) ini menghadirkan tiga narasumber. Yaitu Kabag Hukum Provinsi Maluku Hendrik Herwawan, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol M. Rum Ohoirat dan Dr Paulus Koritelu, pakar Sosiolog Maluku.
Kabag Hukum Provinsi Maluku Hendrik Herwawan menyampaikan, pemerintah provinsi Maluku terus bekerja keras dalam penanganan wabah Covid-19. Upaya tersebut membuahkan hasil. Di mana, Kota Ambon yang tadinya berada di zona merah kini berubah oranye. Bahkan, ada daerah yang kini berada di zona kuning.
“Hal ini tidak terlepas dari adanya kerja sama yang baik dengan semua elemen yang ada di Maluku,” kata dia.
Kabid Humas Polda Maluku, M. Rum Ohoirat mengatakan, hingga saat ini TNI Polri, khususnya Polda Maluku gencar melakukan operasi penanganan Covid-19, yaitu Aman Nusa II dan Operasi Yustisi.
Melalui operasi tersebut, Polda Maluku terus berupaya maksimal dengan sejumlah langkah yang diambil untuk menekan angka penyebaran Covid-19. Salah satunya memberikan sosialisasi kepada masyarakat tetang bahaya penyebaran covid-19.
“Dalam pelaksanaan penanganan Covid-19 kami juga terus berkordinasi dengan tim Gugus Tugas Covid-19 provinsi Maluku,” jelasnya.
Juru bicara Polda Maluku ini mengaku berbagai cara dilakukan untuk mengatasi persoalan penyebaran covid, termasuk mengungkap kasus pemalsuan surat keterangan rapid test antigen dan genose kepada pelaku perjalanan. Kasus itu terungkap di Kota Ambon dan di Kabupaten Buru.
“Kami sangat menyesal. Di saat pemerintah dan semua komponen terus berusaha menekan penularan covid, tapi ada oknum yang memanfaatkannya mencari keuntungan dengan cara pemalsuan tersebut,” sesalnya.
Kasus itu sendiri melibatkan banyak orang. Mereka kini telah diamankan untuk diproses sebagaimana prosedur hukum yang berlaku.
“Kami juga menghimbau masyarakat agar jangan memandang enteng covid-19 karena dampaknya sangat fatal untuk diri kita sendiri,” katanya.
Mantan Kapolres Kepulauan Aru dan Kota Tual ini berharap agar penyebaran virus korona tidak seperti negara lain. Di mana tingkat kematian per harinya sangat tinggi hingga saat ini.
“Jangan sampai kondisi kita nanti seperti negara lain yang tiap harinya tingkat pasien covid meninggal sangat tinggi sehingga mayat pasien covid bergelimpangan tak terurus akibat petugas pemakaman dan tenaga medis beserta fasilitasnya yang terbatas di daerah itu,” harapnya.
Ia juga mengingatkan seluruh masyarakat Maluku, bahwa varian baru covid-19 saat ini lebih ganas sangat berbahaya dari sebelumnya.
“Tingkat penularannya sangat cepat, olehnya itu selalu mencuci tangan, selalu pakai masker, selalu jaga jarak dan hindari kerumunan,” pintanya.
Sementara itu, pakar sosiolog Maluku Paulus Koritelu menanggapi terkait kasus pemalsuan rapid test antigen dan genose yang berhasil diungkap Polda Maluku.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak mengambil langkah menyimpang dalam kehidupan.
“Jangan sampai karena uang sehingga segala sesuatu dapat diperoleh dengan mudah namun efeknya sangat fatal,” ingatnya.
Paulus menyampaikan terima kasih dan dukungannya kepada pemerintah yaitu tim Satgas Penanganan covid-19 yang sudah bekerja secara maksimal untuk keselamatan bersama.
“Langkah langkah yang diambil pemerintah bukan untuk mempersulit masyarakat akan tetapi untuk kesehatan dan keselamatan bersama, jangan sampai kita ingin melakukan suatu yang baik namun dengan cara yang salah,” terangnya.
Ia mengaku, kasus pemalsuan surat rapid antigen yang terjadi disebabkan cara berfikir masyarakat yang terbentuk melalui sebuah proses panjang.
“Itu diakibatkan adanya rasa tidak percaya, rasa tertekan ruang geraknya akibat kondisi dan persoalan lain yang membentuk perilaku cara berfikir masyarakat,” sebutnya.
Olehnya itu, Paulus kembali menghimbau masyarakat agar tidak melakukan sesuatu yang baik namun dengan cara tidak benar dalam kondisi saat ini.
“Jika ingin mendapatkan surat rapid tes harus melalui prosedur yang benar yang memang benar-benar menyatakan dirinya sehat. Itu bertujuan menekan angka penularan covid-19,” ingatnya.
Discussion about this post