POLDA MALUKU – Kepolisian Daerah Maluku kembali menggelar dialog publik secara interaktif. Pembahasan kali ini mengenai vaksin yang berlangsung di Kantor Stasiun RRI Ambon, Selasa (13/4/2021).
Dalam dialog tersebut sebanyak empat narasumber dihadirkan. Yaitu Sekda Maluku Kasrul Selang, Kadis Kesehatan Kota Ambon drg. Wendi Pelupessy, Kepala Rumkit Bhayangkara Polda Maluku Kompol dr. Chandra Tanoeisan, dan dr. J. Chinttia Penturi, spesialis dalam RSUD Ambon.
Sekda menyebutkan, pelaksanaan vaksin hingga saat ini di wilayah Maluku tidak ada masalah. Pelaksanaannya, kata dia hampir merata, aparat pemerintah termasuk TNI Polri sudah mengikuti vaksinasi.
“Terkait masalah kehalalan dan pelaksanaan vaksin di bulan Ramadan tidak ada masalah dan halal karena pihak MUI pusat sendiri telah menyatakan bahwa vaksin aman dan halal,” katanya.
Sekda yang juga merupakan Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, ini menyebutkan vaksinasi ditargetkan berakhir hingga Desember 2021 mendatang.
“Untuk pelaksanaan vaksin sendiri direncanakan untuk Maluku pada bulan Desember nanti sudah akan selesai, namun semuanya tergantung dari pemerintah pusat berapa banyak vaksin yang dikirim ke Maluku, semakin cepat maka vaksinasi di wilayah Maluku juga akan cepat selesai secara menyeluruh,” terangnya.
Mengenai perbedaan jenis vaksin yang masuk di Maluku, Kasrul menyatakan tidak masalah. Sebab, tujuannya untuk membentuk kekebalan tubuh manusia.
“Setiap vaksin diproduksi dengan teknologi yang berbeda namun tujuan dan fungsinya sama yaitu untuk membentuk imun tubuh kita agar lebih kuat dan terhindar dari penularan covid-19,” tandasnya.
Terkait keterbatasan vaksin di daerah tepencil, Kasrul meminta agar dapat dikordinasikan dengan pihak terkait sehingga tidak memunculkan klaster baru.
Kompol dr. Chandra Tanoeisan mengaku, pelaksanaan vaksin kepada anggota Polri saat ini memang ada kendala, karena keterbatasan vaksin khususnya pada polres jajaran dan polsek yang terpencil.
Meski begitu, Chandra mengaku pihaknya sudah mengarahkan personil yang bertugas di daerah akses transportasi agak susah untuk mendatangi puskesmas atau rumah sakit terdekat.
“Terkait efek yang dirasakan setelah vaksin sudah diedukasikan kepada personil yang akan melaksanakan vaksin, dan jika ada gejala panas atau demam maka segera menghubungi tenaga kesehatan terdekat atau pihak Biddokkes Polda Maluku guna mendapatkan penanganan medis dengan cepat,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Chandra kembali menepis isu terkait meninggalnya anggota Polri setelah divaksinasi. Dia mengaku berita yang tersebar di masyarakat tersebut tidak benar.
“Almarhum meninggal bukan karena divaksin namun karena ada penyakit bawaan yang diperparah dengan Covid-19 yang menyerang almarhum,” terangnya.
Ia mengaku, almarhum saat akan menjalani vaksinasi sudah di screening dokter. Saat itu tidak ada keluhan dari almarhum.
“Bahwa anggota polri meninggal pada beberapa waktu yang lalu bukan karena divaksin namun karena Covid-19 dengan di perparah penyakit bawaan almarhum,” tegasnya.
Chandra menambahkan, Polda Maluku dalam hal ini Bodang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) sangat mendukung program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah.
Pihaknya, kata dia akan selalu memberikan edukasi kepada personil polri untuk segera melaksanakan vaksinasi.
“Terkait efek dan gejala yang dirasakan setelah divaksin akan di sampaikan kepada personil sehingga personil yang melaksanakan vaksin sudah memahami efeknya,” tandasnya.
Menurut spesialis ahli dalam RSUD dr. M. Haulussy Ambon, dr. Chinttia Pentury, terkait gejala yang dirasakan masyarakat setelah divaksin sampai saat ini masih dikategorikan ringan dan tidak ada masalah.
“Masyarakat yang akan mendapatkan suntikan vaksin akan di screening terlebih dahulu dan dokter akan memberikan rekomendasi apakah yang bersangkutan boleh divaksin atau tidak,” katanya.
Orang yang sudah divaksin, kata dia, juga akan diminta atau diobservasi selama 30 menit. Ini dilakukan untuk melihat kondisi yang bersangkutan pasca divaksin.
“Kalau tidak ada masalah yang bersangkutan boleh meninggalkan tempat vaksin, dan diberikan nomor kontak darurat jika setelah divaksin nanti mengalami gejala demam atau panas dan sebagainnya,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon drg. Wendy mengatakan saat ini edukasi kepada masyarakat sangat penting karena dapat memberikan pemahaman. Sehingga masyarakat dapat mengikuti vaksin secara menyeluruh.
“Terkait vaksin untuk anak-anak belum ada. Vaksin yang tersedia saat ini hanya untuk orang yang usiannya 18 tahun ke atas dan untuk 18 tahun ke bawah belum ada,” sebutnya.
Wendy kembali mengingatkan masyarakat terkait penggunaan vaksin saat ini aman dan halal.
“Jangan takut, mari kita sama-sama memberika edukasi terkhusus kepada orang yang lanjut usia karena sangat diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin,” pintanya.
Discussion about this post