POLDA MALUKU – Rentetan kejadian sejak beberapa hari lalu di Pulau Haruku dan Buru telah menyita perhatian publik. Peristiwa yang sempat mengganggu Kamtibmas itu, kini mulai kondusif.
Kepala Kepolisian Daerah Maluku Irjen Pol Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum meminta jajarannya untuk menjadi perekat bangsa di tengah Kebinekaan, dan bersama dapat menyelesaikan segala persoalan dengan jiwa – jiwa nasionalisme.
“Menyikapi perkembangan di Maluku terdapat beberapa peristiwa, yang merupakan akumulasi berulang dari kejadian terdahulu yang tidak diselesaikan, mulai dari status hukum maupun dinamika di lapangan. Untuk itu kepada seluruh anggota diminta dapat menjadi perekat bangsa di tengah Kebinekaan kita, untuk sama – sama menyelesaikan segala persoalan yang ada dengan jiwa – jiwa nasionalisme,” pinta Kapolda saat memimpin apel pagi di Lapangan Letkol Pol CHR Tahapary, Tantui, Kota Ambon, Senin (31/1/2022).
Proses yang sementara dijalani terkait penyelesaian konflik yang mana didalamnya terdapat kegiatan preemtif dan preventif maupun sampai penegakan hukum, Kapolda berharap dapat dilaksanakan bersama-sama sesuai tanggung jawab.
“Adanya penyalahgunaan kewenangan dan senjata api sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa masyarakat ini menjadi stretching untuk kita bersama, kepada para Komandan Satuan, Kepala Satker untuk dapat cek dan ricek kembali bagaimana operasionalitas personil,” ingatnya.
Penggunaan senjata api, kata dia, harus benar-benar dilaksanakan sesuai protap. Sehingga tak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan secara bersama-sama.
“Untuk dipahami seluruh anggota bahwa kesatuan ini harus dijaga. Hindari proses hukum apalagi sampai pada proses pemecatan,” katanya.
Jenderal bintang 2 Polri ini mengaku kejadian rentetan yang terjadi belakangan ini hingga menyebabkan kamtibmas terganggu, harus dihadapi secara bersama.
“Kejadian rentetan beberapa hari ini mau tidak mau kita harus hadapi. Untuk penanganan kasus yang terjadi di Pulau Haruku kita tau akar permasalahannya, mari kita dorong Pemprov untuk penyelesaiannya,” katanya.
Orang nomor 1 Polda Maluku ini mengajak seluruh jajarannya agar dapat mensyukuri apa yang telah didapatkan. Sebab, tidak semua orang dapat merasakan menjadi anggota Polri.
“Saya meminta untuk tidak pernah menyakiti hati rakyat, fasilitas yang ada merupakan pemberian rakyat dan jangan dijadikan sebagai alat penindas masyarakat bahkan sampai terjadi korban jiwa,” ingatnya.
Mantan Kapolda NTT ini mengaku masih banyak anggota yang baik dalam menjaga institusi Polri di masyarakat. Sehingga diharapkan insiden penembakan yang menewaskan warga menjadi peristiwa terakhir dan tidak perlu terjadi lagi.
Ia memerintahkan seluruh Komandan, para Direktur dan Kasatker, agar dapat melakukan pengawasan melekat. Jangan meremehkan situasi tetapi tidak bersifat arogan, dan bisa melakukan cara humanis dalam melayani masyarakat.
“Mari kita hilangkan images dan labelin bahwa Polda Maluku merupakan Polda yang selalu muncul konflik – konflik internal maupun konflik yang diseret pada isu lainnya. Ini menjadi tanggungjawab kita bersama, jadikan Polda Maluku merupakan Polda yang menjunjung tinggi HAM, dan menjunjung tinggi kebersaamaan bukan hanya slogan tetapi dalam wujud nyata di lapangan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam apel pagi tersebut turut hadir Wakapolda Maluku Brigjen Pol Drs. Jan de Fretes, MM, Irwasda, dan para pejabat utama serta personil Polda Maluku.
Discussion about this post