Tribratanews.polrestanimbar.com – Polda Maluku, Kepolisian Resor Kepulauan Tanimbar, Personil Unit PPA Sat Reskrim Polres Kepulauan Tanimbar akhirnya menyerahkan YN (41) pelaku persetubuhan terhadap Anak Kandungnya EN (17) kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU), yang didampingi langsung oleh kuasa hukumnya, Rabu (09/10/24).
Berdasarkan surat Kepala Kejaksaan Kabupaten Kepulauan Tanimbar Nomor B-1216/Q.1.13/Eoh.1/2024 perihal, pemberitahuan hasil Penyidikan perkara pidana atas nama Tersangka YN (41) telah lengkap, sehingga kiranya dapat diserahkan tersangka beserta barang bukti kepada JPU.
Tersangka persetubuhan terhadap Anak kandungnya yang pernah diberitakan beberapa waktu lalu itu mengakui bahwa dirinya telah melakukan persetubuhan terhadap Anak kandungnya sendiri EN (17) kurang lebih sebanyak 100(seratus) kali itu, dilaporkan oleh Paman korban AR (30) pada Polres Kepulauan Tanimbar, Tanggal 20 Juni 2024 lalu.
Tidak menunggu lama, Penyidik pembantu langsung menggelar penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan terhadap para Saksi dan juga kepada terlapor. Setelah itu dilakukan gelar perkara dan ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan serta menetapkan terlapor menjadi tersangka, hingga dilakukannya penangkapan dan juga penahanan.
Perbuatan bejat yang dilakukan oleh Ayah Kandungnya tersebut berlangsung sejak Tahun 2020, yang mana korban masih duduk di bangku Kelas 2 SMP hingga korban Tamat SMA dan mengalami Kehamilan pada tahun 2024. Kejadian itu terjadi tepat di rumah pelaku yang berlokasi di Desa Meyanu Bab, Kecamatan Kormomolin dan Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Melihat kondisi yang sudah dalam keadaan hamil itu, kemudian korban dibawa langsung oleh Pamannya untuk melaporkan persoalan tersebut kepada Pihak Kepolisian dalam hal ini Polres Kepulauan Tanimbar untuk kemudian melakukan proses hukum lebih lanjut.
Dalam keterangannya, korban menjelaskan bahwa pelaku yang merupakan Ayah kandungnya itu pertama kali melakukan perbuatannya dengan cara membujuk korban masuk ke dalam kamarnya. Setelah berada di dalam kamarnya, pelaku menyampaikan maksud untuk melakukan persetubuhan terhadap diri korban. Meskipun korban menolak dan melawan, namun pelaku tetap memaksa hingga melakukan perbuatan bejatnya tersebut.
Usai melakukan perbuatannya, pelaku mengancam akan memukuli korban apabila menceritakan kejadian tersebut kepada Orang lain. Sehingga dengan ancaman yang dilontarkan oleh pelaku, korban pun merasa terancam dan pelaku dengan leluasa melakukan aksi bejatnya itu terhadap Anak kandungnya. Bahkan korban menjelaskan bahwa perbutan pelaku terhadap diri korban itu dilakukan dalam Seminggu 4 (empat) Kali, hingga korban mengalami kehamilan.
Kapolres Kepulauan Tanimbar AKBP UMAR WIJAYA, S.I.K., M.H., melalui Kasat Reskrim AKP HANDRY DWI AZHARI. S.T.K.,S.I.K., mengatakan, saat ini perkara tersebut telah dilimpahkan dan sudah ditangani oleh pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk selanjutnya dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya lebih lanjut, yang sebelumnya perkara ini ditangani oleh Penyidik Polres Kepulauan Tanimbar.
“Atas perbuatannya, Penyidik menerapkan Pasal 81 Ayat (1) dan atau Ayat (2) dan Ayat (3) Undang-Undang Nomor. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perpu Nomor. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, diancam dengan hukuman penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun” pungkasnya.
Discussion about this post