POLDA MALUKU – Wakil Kepala Kepolisian Daerah Maluku, Brigjen Pol Stephen M. Napiun, S.I.K., S.H., M.Hum, melakukan kunjungan kerja (kunker) di Pulau Saparua, Senin (23/1/2023).
Saat berkunjung di Saparua dalam rangkaian program Kapolda Maluku yakni “Basudara Manise”, Wakapolda didampingi Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kombes Pol Raja Arthur Lumongga Simamora.
Di Saparua, Wakapolda bertatap muka dengan warga Negeri Porto dan Negeri Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Pertemuan yang berlangsung di Baileo Desa Porto ini turut dihadiri Kabag Bin Ops Dit Polairud Polda Maluku, Kapolsek Saparua, Kasubsektor Saparua Timur, Penjabat Negeri Saparua, KPN Negeri Haria, Pejabat Negeri Porto, serta tokoh agama dan masyarakat kedua desa.
Penjabat Negeri Saparua, Yan Waelauru, mengatakan, Pulau Saparua memiliki 17 Desa atau Negeri. Yaitu Porto, Haria, Tiou, Saparua, Tuhaha, Kampung Mahu, Ihamahu, Nolot, Itawaka, Siri Sori Kristen, Siri Sori Islam, Ulat, Ouw, Kulur, Pia, Boi dan Paperu.
Di Saparua, kata dia, terdapat banyak peninggalan sejarah. Antara lain Benteng Duurstede, Barang peninggalan Kapitan Pattimura yang berada di Museum Kapitan Pattimura, dan lainnya.
“Mewakili masyarakat Pulau Saparua kami menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kunjungan Wakapolda Maluku dan rombongan di Pulau Saparua,” katanya.
Ketua Saniri Negeri Haria, Yohanes Latuperissa, mengharapkan adanya regulasi tentang miras (minuman keras) yang masih menjadi pemicu terciptanya konflik.
Untuk menjaga kamtibmas, Latuperisa mengaku pihaknya telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Kapolsek Saparua. Koordinasi dilakukan terkait permintaan dari masyarakat untuk penambahan Bhabinkamtibmas. Sehingga pembinaan kamtibmas semakin efektif dan efisien.
“Semoga hal-hal yang menjadi aspirasi dan keinginan masyarakat dapat terlaksana sehingga terciptanya situasi kamtibmas yang aman dan kondusif,” pintanya.
Warga negeri Haria dan Porto kini memiliki komunitas Gebet. Gebet adalah inisiatif masyarakat untuk menciptakan perdamaian di kedua negeri.
Dalam pembentukan gebet, tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Gebet adalah harga mati bagi Negeri Porto dan Negeri Haria.
Hal itu dilakukan setelah timbulnya kesadaran masyarakat dalam memelihara situasi kamtibmas dengan melibatkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
Terkait dengan masukan masyarakat terkait kamtibmas, Wakapolda menyampaikan terima kasih dan akan menindaklanjuti.
“Kami menyampaikan terima kasih, karena masyarakat telah membantu kami bersama-sama menjaga kamtibmas yang kondusif di daerah masing-masing,” katanya.
Discussion about this post