POLRES SBB – Wakapolres Seram Bagian Barat (SBB), Kompol Helda Misse Siwabessy, SH. MH, menghadiri kegiatan pembukaan sidang ke – 52 Klasis GPM Kairatu. Tidak sendiri orang nomor dua di Polres SBB ini didampingi Kapolsek Kairatu Timur, Iptu Rudi Ahab. persidangan ini dibuka langsung oleh MPH SINODE pdt Dr. Soisa/Gaspers . Persidangan ini dipusatkan di
Gereja Lumakeleya Jemaat GPM Rumahkay, bertemakan, Beritakanlah Tahun Rahmat Tuhan Telah Datang dan Kerjakanlah Keselamatanmu, dengan sub tema, Memperkuat Gereja dan Pembangunan Demokrasi serta Hidup Bersama yang berkelanjutan di tengah Perubahan Zaman.
Ketua Majelis Pekerja Klasis GPM Kairatu Pdt Z.J.Sahetian mengajak, semua untuk bersyukur Kepada Tuhan, sebab Tuhan baik, kasih-Nya hebat atas seluruh perjalanan hidup manusia.
Sahertian mengatakan, gereja adalah komunitas harapan melayani di atas dasar iman, bahwa Tuhan telah memberikan kepada karunia untuk melayani sepanjang tahun 2022, memasuki Tahun 2023 kita akan terus berjalan bersama melayani ditengah tantangan zaman.
“Pergumulan umat dan masyarakat di Tahun 2023 sangat berat, salah satunya adalah kekuatiran banyak pihak akan terjadi resesi Ekonomi Global. Perang Rusia dan Ukrania mempersulit negara-nagara dunia membangkitkan perekonomian, yang juga masih terdampak dalam bayang-bayang pandemi Covid-19 yang telah menyebabkan kesulitan ekonomi di tahun 2022,”kata dalam pembukaan sidang tersebut.
Bahkan, lanjut pendeta situasi politik dan keamanan tanah air yang cendrung memanas di tahun politik, sehingga harus di jaga agar tidak kontra produktif terhadap perekonomian.
“Kemudian pada sektor pendidikan mengalami tantangan yang berat. Perubahan perilaku dan pola belajar anak dari tradisional dengan pendekatan kelas ke Pembelajaran virtual harus dapat di sikapi oleh Gereja. Waktu -waktu bersama dalam keluarga semakin longgar karena lingkungan pembinaan konvensional beralih ke lingkungan virtual, pembinaan keluarga ( Binakel) semakin kurang efektif dilakukan, karena kecendrungan anak pada content YouTube, tik tok lebih tinggi,”jelasnya
Selain itu tradisi menasehati dari orang tua kepada anak semakin berkurang, akibat waktu berjumlah relatif terbatas di karenakan kesibukan kerja orang tua.
“Gereja tertantang untuk menyapa generasi milenial ini melalui cara dan metode yang di minati, sebab jika tidak Gereja akan mudah di tinggalkan oleh generasi milenial,”ujarnya.
Diakui, memasuki Tahun 2023 kita diperhadapkan dengan berbagai persoalan yang terjadi di negara tercinta ini. Berbagai bencana alam, gempa bumi, banjir, longsor, gunung meletus, angin puting beliung dan berbagai peristiwa-peristiwa alam lainnya yang mengerikan dan menakutkan.
“Terhadap kenyataan ini kita harus terus mempersiapkan warga jemaat dan masyarakat kita menghadapi ancaman-ancaman bencana alam itu. Tetap waspada, dan terus berdoa semoga kita selalu di jaga dan dilindungi oleh Tuhan yang maha kuasa dari berbagai ancaman dari bencana alam dan non alam yang membahayakan,”pesannya.
Dijelaskan, persidangan Klasis merupakan agenda Gerejawi yang sangat penting dan strategis.
“Kenapa dikatakan penting dan strategis, karena sesuai kewenagan sidang Klasis yang di atur dalam peraturan pokok tentang Klasis. Rencana strategis pengembangan Klasis GPM bukan sekedar dokumen atau alat kelengkapan memenuhi tuntutan administrasi Gereja, tetapi suatu perjalanan hidup warga Jemaat dalam Iman dan penggarapan terhadap Kasih Allah, karena itu Renstra adalah dokumen yang hidup serta memuat perencanaan kerja setia tahun sebagai instrumen dasar untuk melakukan skenario pelayanan pengembangan terhadap umat, mendorong kerja pelayanan dan mendorong kinerja pelayanan dan kinerja institusi Gereja di tingkat Klasis GPM,”tuturnya.
Sementara itu, Majelis Pekerja Harian Sinode GPM Pdt. DR.Nensi Souisa/Gasperz mengatakan, persidangan Ke-52 Klasis GPM Kairatu yang di laksanakan merupakan Gerejawi yang harus di selenggarakan dalam membahas terkait pertanggung jawaban program pada Tahun 2022 dan menyusun program pelayanan di Tahun 2023.
“Disaat saat ini juga dunia semakin modern sehingga segala aktifitas dapat di gunakan melalui dunia digital dan kegiatan-kegiatan manual sudah terlihat berkurang,”ujarnya.
Menurutnya, perkembangan budaya digital ini sementara berjalan dan itu sangat pasif sekali sehingga kita menjadi warga gereja yang belajar untuk bijaksana menggunakan media – media sosial.
“Dalam pesan injil media apapun dipakai dalam pemberitaan injil yg luas, pemberitaan injil yang luas yaitu kasih perdamaian satu dengan yang lain dan jangan lupa menjaga lingkungan alam kita yang mana Tuhan telah berikan bagi kita dan anak cucu kita,”paparnya.
Ditempat yang sama Penjabat Bupati SBB, dalam sambutan tertulisnya yang di bacakan Sekda Leverne A Tuasuun menambahkan, gereja mewujudkan tujuan organisasi melalui program-program yang diimplementasikan dalam jemaat-jemaat yang terhimpun dalam Sinode GPM, dan untuk menilai keberhasilan tujuan organisasi maka dilakukan ditingkat Sinode, Sidang BPL, Sidang Klasis maupun Sidang Jemaat.
“Sidang Klasis Kairatu dari waktu kewaktu telah menjadi wadah menggumuli, dan melahirkan tekad untuk membangun dan mengembangkan misi Kristus melalui berbagai program dan kegiatan pelayanan,”kata dia.
Menurut Bupati, krisis misi dimensional yang melanda negara, dan daerah kita masih dirasakan dampaknya hingga saat ini.
“Permasalahan-permasalahan sosial kemasyarakatan yang datang silih berganti, menuntut perlunya pembinaan yang lebih insentif dalam kehidupan bermasyarakat, beragama dan bernegara,”terangnya.
Discussion about this post